Analisis perbandingan perekonomian Indonesia dan china

  1. Pendahuluan

Pada pertengahan tahun 1997 indonesia mengalami krisis ekonomi, dampaknya terasa sampai saat ini yang mengakibatkan pertumbuhan ekonomi berjalan sangat lambat. Salah satu cara untuk membangkitkan atau menggerakkan kembali perekonomian nasional seperti sediakala sebelum terjadinya krisis ekonomi adalah menekan tingkat inflasi agar barang-barang tidak melonjak naik dan memperbaiki sarana dan prasarana perekonomian.

Perekonomian di dunia semakin pesat termasuk Indonesia. sejak saat itu perekonomian di Indonesia mengalami pemulihan perekonomian di Indonesia sudah mulai stabil. Upaya untuk menstabilkan ekonomi nasional, terutama dalam stabilisasi dan rehabilitasi ekonomi. Yang di maksud dengan stabilisasi ekonomi itu adalah mengendali inflasi agar harga barang-barang tidak melonjak naik, sedangkan rehabilitasi ekonomi adalah perbaikan secara fisik sarana dan prasarana ekonomi.

China menggunakan sistem perekonomian sosialisme, namun sejak akhir tahun 1987, china memperbaharuhi ekonominya dan sosialisme menjadi ekonomi campuran. Perekonomian china semakin lama semakin melesat tajam. Pada tahun 2003 PDB china meningkat dari tahun-tahun sebelumnya, namun pada tiga tahun terakhir ini perekonomian china menurun dan PDB juga menurun. Melemahnya ekonomi china disebabkan oleh beberapa faktor yaitu kebijakan pemerintah yang sengaja melambat  pertumbuhan untuk melumpuhkan bisnis real estate yang berkembang terlalu cepat seta mengendalikan inflasi.

Walaupun pertumbuhan ekonomi Indonesia kuat dan ketergantungan yang relatif rendah, namun  pertumbuhan Indonesia mungkin masih akan terpengaruh oleh perlambatan ekonomi global, terutama di Cina. Namun, pertumbuhan di china. Perekonomian china tumbuh pada kuartal kedua, kecepatan paling lambat dari pertumbuhan mereka dalam tiga tahun terakhir. Akibatnya, permintaan komoditas diperkirakan melambat, dan mengakibatkan penurunan harga yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi Indonesia. Namun karena perekonomian yang sangat lambat menyebabkan timbulnya krisis keuangan yaitu, dengan semua harga-harga mengalami kenaikan secara terus menerus yang mengakibatkan nilai mata uang yang tidak signifikan sehingga terjadinya inflasi. GDP juga sangat mempengaruhi perekonomian. Namun nilai tukar menjadi faktor terpenting dalam suatu perekonomian.

Menurut Abel dan Bernanke (2004)  menyatakan integrasi perekonomian suatu negara ke dalam perekonomian global menjadi pilihan, dimana mau atau tidak mau suatu negara memiliki keharusan untuk masuk dalam pasar bebas. Sebagai konsekuensinya, setiap negara akan memiliki ketergantungan satu dengan yang lainnya baik menyangkut aspek perdagangan barang dan jasa secara internasional dan integrasi pasar keuangan di berbagai. Konsekuensi dari ketertutupan negara terhadap penetrasi dari luar negeri membawa konsekuensi kepada “pengucilan” perekonomian domestik terhadap perekonomian luar negeri.

Mencermati benang merah yang terjadi dalam integrasi perekonomian global tersebut, maka dinamika yang terjadi di pasar keuangan sangat cepat dan volatilitasnya sangat tinggi. Depresiasi atau apresiasi nilai tukar mata uang di suatu negara akan cepat menjalar (efek domino) ke perekonomian negara lain. Pengangguran, inflasi, output (PDB), dan tingkat bunga dalam negeri akan bergerak melakukan penyesuaian sebagai respon dari efek domino yang terjadi.

Pergerakan nilai tukar mata uang merupakan konsekuensi dari adanya interaksi yang terjadi diantara pelaku ekonomi di berbagai negara dalam melakukan transaksi kegiatan ekonominya. Interakasi ini akan semakin meningkat seiring dengan meningkatnya kegiatan ekonomi di berbagai negara. Peningkatan arus barang, jasa dan modal antar negara pada akhirnya dapat mempengaruhi pergerakan nilai tukar mata uang antar negara. Ketidakstabilan dalam pergerakan nilai tukar mata uang dapat berakibat pada ketidakstabilan makroekonomi suatu negara. Oleh karena itu guna menjaga kestabilan makroekonomi suatu negara, maka kebijakan moneter yang mengarah pada kestabilan nilai tukar mata uang domestik terhadap mata uang asing menjadi sangat diperlukan.

METODE PENELITIAN

2.1   Objek Penelitian

Dalam penulisan ini, objek penelitian yang dipilih oleh penulis adalah perbandingan pertumbuhan perekonomian Indonesia dengan china dari perriode 1980-2011. Objek penelitian ini secara langsung dijadikan sumber data bagi penulis. Adapun pemilihan partumbuhan perekonomian Indonesia dengan china ini sebagai objek penelitian dengan alasan bahwa terdapat unit pengamatan yang relevan dengan materi penulisan ilmiah ini.

2.2    Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian pengujian hipotesis (hypothesis testing). Hypotesis testing adalah penelitian yang bertujuan untuk menguji hipotesis dan umumnya merupakan penelitian yang menjelaskan fenomena dalam bentuk hubungan antar variabel (Indriantoro dan Bambang Supomo, 1999). Variabel diperoleh berdasarkan data dan fakta-fakta. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar kontribusi variabel-variabel bebas terhadap variabel terikatnya serta arah hubungan itu terjadi.

2.3 . Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan, sehingga hasil yang disimpulkan tidak dapat digeneralisir, keterbatasan tersebut antara lain :

1. Penelitian ini hanya mengambil dua negara dari populasi untuk di jadikan sampel penelitian.

2. Variabel independen yang digunakan hanya inflasi, GDP dan nilai tukar.

2.4. Populasi dan Sampel

2.4.1. Populasi

Menurut Nawawi (Margono, 2004: 118) pengertian populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes, atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karaktersitik tertentu di dalam suatu penelitian

            2.4.2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil dari pupulasi yang diteliti (Arikunto, 2006:131). Mardalis(2009:55) menyatakan sampel adalah contoh, yaitu sebagian dari seluruh individu yang menjadiobjek penelitian. Jadi sampel adalah contoh yang diambil dari sebagain populasi penelitian yangdapat mewakili populasi. Walaupun yang diteliti adalah sampel, tetapi hasil penelitian ataukesimpulan penelitian berlaku untuk populasi atau kesimpulan penelitian digeneralisasikanterhadap populasi. Yang dimaksud menggeneralisasikan adalah mengangkat kesimpulan penelitian dari sampel sebagai sesuatu yang berlaku bagi populasi

2.4 Jenis data dan Sumber Data

2.4.1. Jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang berwujud angka-angka. Sedangkan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah time series selama enam tahun tentang pengaruh tingkat konsumsi.dan nilai tukar rupiah.

2.4.2.  Sumber data

Sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu pengambilan data dari pihak ke dua, sumber sekunder dari data ini yaitu data tentang analisis perbandingan perekonomian Indonesia dengan china dari website google (www.google.com) dan (www.worldbank)

2.4  Metode Pengumpulan Data

Menurut Nazir (1988: 211) mendefiniskan bahwa pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Selalu ada hubungan antara metode mengumpulkan data dengan masalah penelitian yang ingin dipecahkan. Masalah memberi arah dan mempengaruhi metode pengumpulan data. Banyak masalah yang dirumuskan tidak akan bisa terpecahkan karena metode untuk memperoleh data yang digunakan tidak memungkinkan, ataupun metode yang ada tidak dapat menghasilkan data seperti yang diinginkan. Jika hal demikian terjadi, maka tidak ada jalan lain bagi peneliti kecuali menukar masalah yang ingin dipecahkan.

 

 

 

 

2.6.  Identifikasi Variabel

            Peneliti hanya menggunakan satu variable yaitu variabel independen. Variabel independen merupakan analisis yang digunakan untuk menguji dua rata-rata dari dua sampel yang saling independen atau tidak berkaitan.

2.7. Metode Analisisis Data

           Analisis data dapat dilakukan apabila semua data telah didapan dan dikumpulkan untuk menjawab rumusan masalah pada sub bab 1.3, metode yang digunakan untuk analisis ini adalah sebagai berikut :

Uji beda t-test untuk menentukan apakan dua sampel yang tidak berhubungan memiliki rata-rata yang beda. jadi uji beda t-test cocok digunakan untuk membandingkan rata-rata dua yang tidak berhubungan satu dengan yang lain untuk mengetahui kedua data tersebut mempunyai rata-rata yang sama atau tidak sama secara signifikan.

2.8. Metode Analisisis Data

Analisis data ini dilakukan data semua data telah didapatkan. Untuk menjawab rumusan masalah yang ditulis pada sub bab 1.3, maka metode yang digunakan untuk menganalisis ini adalah :

Menggunakan uji beda t-test yang digunakan untuk menganalisis apakah rata-rata kedua kelompok secara sitatistik berbeda satu dengan yang lainnya. Uji beda t-test sangat cocok digunakan apabila unjuk mengetahui perbandingan dua kelompok data yang ada. Yang dimaksud dengan perbedaan rata-rata secara statistik ialah adanya perbedaan variabilitas atau sebaran data antara kelompok yang dibandingkan. Maksudnya dua kelompok mempunyai perbedaan rata-rata jika sebaran data atau variabilitas berbeda satu dengan yang lain. Analisis uji t digunakan untuk menguji perbedaan tersebut .

Dalam penelitian ini penulis menggunakan uji beda independent samples test. Berikut adalah cirri-ciri distribusi t yaitu :

Ciri-ciri distribusi t adalah :

  1. Sampel yang diuji berukuran kecil ( n < 30 ).
  2. Penentuan nilai table dilihat dari besarnya tingkat signifikan (α) dan besarnya derajat bebas (db).

Tiga wilayah kritis dalam uji beda t-test:

  1. Dua Arah (Ho : μ1 = μ2, Ha : μ1 ≠ μ2)

Ho diterima jika : -t tabel (α/2, Db) < to < t tabel (α/2, Db)

Ho ditolak jika : to > t tabel (α/2, Db) atau to < -t tabel (α/2, Db)

  1. Satu Arah, Sisi Kanan (Ho : μ1 ≤ μ2, Ha : μ1 > μ2)

Ho diterima jika : to < t tabel (α/2, Db)

Ho ditolak jika : to > t tabel (α/2, Db)

.  Data yang Diperoleh

           3.1.1.  Laporan Inflasi Berdasarkan Harga Konsumen Tahunan

Worldbank menggunakan banyak metode dalam menghitung tingkat inflasi pada seluruh Negara didunia. Namun dalam penelitian ini penulis menggunakan data inflasi berdasarkan harga harga konsumen tahunan dari dua Negara. Berikut ini adalah data yang tersaji:

Tabel 4-1

Inflasi Harga Konsumen tahunan (%)

Negara Tahun Inflasi Inflasi
Indonesia 1980

18

1981

12.2

1982

9.5

1983

11.8

1984

10.5

1985

4.7

1986

5.8

1987

9.3

1988

8

1989

6.4

1990

7.8

1991

9.4

1992

7.5

1993

9.7

1994

8.5

1995

9.4

1996

8

1997

6.2

1998

58.4

1999

20.5

2000

3.7

2001

11.5

2002

11.9

2003

6.6

2004

6.2

2005

10.5

2006

13.1

2007

6.4

2008

9.8

2009

4.8

2010

5.1

2011

5.4

Rata-rata Inflasi Indonesia

11.75625

 

China 1980

1981

1982

1983

1984

1985

1986

1987

7.2

1988

18.7

1989

18.3

1990

3.1

1991

3.5

1992

6.3

1993

14.6

1994

24.2

1995

16.9

1996

8.3

1997

2.8

1998

-0.8

1999

-1.4

2000

0.3

2001

0.7

2002

-0.8

2003

1.2

2004

3.9

2005

1.8

2006

1.5

2007

4.8

2008

5.9

2009

-0.7

2010

3.3

2011

5.4

Rata-rata Inflasi China

5.96

 

3.1.2.  Laporan Nilai tukar resmi

                        Worldbank menggunakan banyak metode dalam menghitung           nilai tukar pada seluruh Negara didunia. Namun, dalam penelitian ini            penulis menggunakan data laporan nilai tukar berdasarkan LCU per US $, rata-rata periode dari dua Negara. Berikut ini adalah data yang tersaji :

Tabel 4-2

Nilai tukar resmi ( LCU-unit mata uang lokal per US $, rata-rata periode %)

Nama Negara

Tahun LCU per US $

LCU per US $

Indonesia

1980

626.99

 

1981

631.76

 

1982

661.42

 

1983

909.26

 

1984

1025.94

 

1985

1110.58

 

1986

1282.56

 

1987

1643.85

 

1988

1685.70

 

 

1989

1770.06

 

1990

1842.81

 

1991

1950.32

 

1992

2029.92

 

1993

2087.10

 

1994

2160.75

 

1995

2248.61

 

1996

2342.30

 

1997

2909.38

 

1998

10013.62

 

1999

7855.15

 

2000

8421.78

 

2001

10260.85

 

2002

9311.19

 

2003

8577.13

 

2004

8938.85

 

2005

9704.74

 

2006

9159.32

 

2007

9141.00

 

2008

9698.96

 

2009

10389.94

 

2010

9090.43

 

2011

8770.43

Rata-rata LCU per US $ Indonesia

4945.397

 

 

1980

1.50

 

1981

1.70

 

1982

1.89

 

1983

1.98

 

 

1984

2.32

 

1985

2.94

 

1986

3.45

 

1987

3.72

 

1988

3.72

 

1989

3.77

 

1990

4.78

 

1991

5.32

 

1992

5.51

 

1993

5.76

 

1994

8.62

 

1995

8.35

 

1996

8.31

 

1997

8.29

 

1998

8.28

 

1999

8.28

 

2000

 

2001

8.28

 

2002

8.28

 

2003

8.28

 

2004

8.28

 

2005

8.19

 

2006

7.97

 

2007

7.61

 

2008

6.95

 

2009

6.83

 

2010

6.77

 

2011

6.46

Rata-rata LCU per US $ China

 

3.1.3 Laporan GDP Pertumbuhan PDB (% per tahun)

Worldbank menggunakan banyak metode dalam menghitung GDP pada seluruh Negara didunia. Namun, dalam penelitian ini             penulis menggunakan data laporan pertumbuhan PDB (% per tahun) dari dua Negara. Berikut ini adalah data yang tersaji :

4-3

GDP

Nama Negara

Tahun GDP

GDP

Indonesia

1980

8.72

 

1981

8.15

 

1982

1.10

 

1983

8.45

 

1984

7.17

 

1985

3.48

 

1986

5.96

 

1987

5.30

 

1988

6.36

 

1989

9.08

 

1990

9.00

 

1991

8.93

 

1992

7.22

 

1993

7.25

 

1994

7.54

 

1995

8.40

 

1996

7.64

 

1997

4.70

 

1998

-13.13

 

1999

0.79

 

2000

4.92

 

2001

3.64

 

2002

4.50

 

2003

4.78

 

2004

5.03

 

2005

5.69

 

2006

5.50

 

2007

6.35

 

2008

6.01

 

2009

4.63

 

2010

6.20

 

2011

6.46

Rata-rata GDP Indonesia

5.49

 

China

1980

7.80

 

1981

5.20

 

1982

9.10

 

1983

10.90

 

1984

15.20

 

1985

13.50

 

1986

8.80

 

1987

11.60

 

1988

11.30

 

1989

4.10

 

1990

3.80

 

1991

9.20

 

1992

14.20

 

1993

14.00

 

1994

13.10

 

1995

10.90

 

1996

10.00

 

1997

9.30

 

 

1998

7.80

 

1999

7.60

 

2000

8.40

 

2001

8.30

 

2002

9.10

 

2003

10.00

 

2004

10.10

 

2005

11.30

 

2006

12.70

 

2007

14.20

 

2008

9.60

 

2009

9.20

 

2010

10.40

 

2011

9.10

 

Rata-rata GDP China

 

9.99

 

 

3.2. Perhitungan Data

3.2.1. Perhitungan Tingkat Inflasi berdasarkan uji beda t-test

Peneliti menggunakan SPSS 20 dalam mengolah data. Berdasarkan analisis uji beda t-tesst maka hasil perhitungannya adalah sebagai berikut :

 

Tabel 4-4

Group Statistics

negara

N

Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean

inflasi indonesia

32

21.6844

38.94533

6.88463

china

32

4.6563

6.69540

1.18359

Hasil tersebut menunjukan bahwa rata-rata tingkat inflasi antara Negara Indonesia dan China dari 32 tahun adalah tingkat inflasi Negara Indonesia 21.6844%

sedangkan  tingkat inflasi Negara China 4.6563%.

hipotesis umum yang diajukan dalam penelitian ini yaitu terjadinya pengaruh pada perekonomian Indonesia dan china.

Hipotesis model statisticnya adalah :

HO : π1=π2

HA : sebaliknya

Dengan kriteria penguji sbb:

Tabel 4-5

Independent Samples Test

Levene’s Test for Equality of Variances

t-test for Equality of Means

F

Sig.

t

df

Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error Difference

95% Confidence Interval of the Difference

Lower

Upper

inflasi Equal variances assumed

10.586

.002

2.438

62

.018

17.02812

6.98563

3.06406

30.99219

Equal variances not assumed

2.438

32.831

.020

17.02812

6.98563

2.81298

31.24327

Berdasar tabel diatas nilai signifikan inflasi perekonomian Indonesia dan china 0.002 lebih kecil dari 0.05 (0.002<0.05). maka dapat disimpulkan bahwa nilain varian tersebut sama.

Hasil dari t-hitung dari uji hipotesis tingkat inflasi dua negara tersebut 2.438. pada df  62 (n-2) dan tingakt kepercayaan 95% dengan signifikansi 0.05 (hipotesis dua arah) diperoleh T tabel 2,000 berdasarkan kriteria uji hipotesis bahwa -2.438 < 2,000 < 2,438 (-ttabel<to<ttabel) maka HO ditolak. Dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh atau perbedaan tingkat inflasi Indonesia dan china.

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa to 2,438 dan pada data T tabel 2,000

 

Hipotesis yang diajukan adalah :

Ho  : rata-rata tingkat inflasi dipengaruhi perekonomian

Ha  : rata-rata tingkat inflasi tidak dipengaruhi perekonomian

Nilai t hitung pada hasil independen samples test equal variances assumed adalah sebesar 2.438             dengan sig 0.002. Maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak, artinya         rata-rata inflasi perbedaan perekonomian Indonesia da China adalah berbeda dengan demikian dapat dinyatakan bahwa perbedaan perekonomian Indonesia dengan China mempengaruhi inflasi.

3.2.2. Perhitungan Nilai Tukar lokal per US $ berdasarkan uji beda t-test

Peneliti menggunakan SPSS 20 dalam mengolah data.Berdasarkan analisis uji beda t-test maka hasil perhitungannya adalah sebagai berikut :

 

Tabel 4-6

Group Statistics

negara

N

Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean

kurs indonesia

32

4945.3969

3905.99206

690.48837

china

32

5.9584

2.48729

.43969

 

Hasil tersebut menunjukan bahwa rata-rata nilai tukar per US $ perekonomian Indonesia dengan China dari 32 tahun adalah rata-rata nilai tukar per US $ Indonesia adalah  4945.3969% sedangkan rata-rata nilai tukar per US $ China adalah 5.9584%.

Tabel 4-7

Independent Samples Test

Levene’s Test for Equality of Variances

t-test for Equality of Means

F

Sig.

t

df

Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error Difference

95% Confidence Interval of the Difference

Lower

Upper

kurs Equal variances assumed

650.458

.000

7.154

62

.000

4939.43844

690.48851

3559.17158

6319.70530

Equal variances not assumed

7.154

31.000

.000

4939.43844

690.48851

3531.17789

6347.69899

 

Hipotesis yang diajukan adalah :

Ho  : rata-rata nilai tukar lokal per US $ dipengaruhi perekonomian Indonesia dengan China

Ha  : rata-rata nilai tukar lokal per US $ dipengaruhi perekonomian Indonesia dengan China

Nilai t hitung pada hasil independen samples test equal variances assumed  adalah sebesar 7.154            dengan sig 000. Maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak, artinya            rata-rata perbandingan perekonomian Indonesia dengan China adalah  berbeda.dengan demikian dapat dinyatakan bahwa perbedaan perekonomian Indonesia dengan China mempengaruhi nilai tukar

3.2.3. Perhitungan GDP berdasarkan uji beda  t-test

Peneliti menggunakan SPSS 20 dalam mengolah data. Berdasarkan analisis uji beda t-test maka hasil perhitungannya adalah sebagai berikut :

Tabel 4-8

Group Statistics

negara

N

Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean

GDP indonesia

32

5.4944

3.98359

.70421

china

32

9.9938

2.77186

.49000

 

Hasil tersebut menunjukan bahwa GDP perekonomian Indonesia dengan China dari 32 tahun adalah GDP Indonesia adalah  5.4944% sedangkan GDP China adalah 9.9938%.

Tabel 4-9

Independent Samples Test

Levene’s Test for Equality of Variances

t-test for Equality of Means

F

Sig.

T

df

Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error Difference

95% Confidence Interval of the Difference

Lower

Upper

GDP Equal variances assumed

.066

.798

-5.245

62

.000

-4.49938

.85791

-6.21431

-2.78444

Equal variances not assumed

-5.245

55.318

.000

-4.49938

.85791

-6.21844

-2.78031

 

Hipotesis yang diajukan adalah :

Ho  : rata-rata tingkat inflasi dipengaruhi perekonomian Indonesia dengan China

Ha  : rata-rata tingkat inflasi tidak dipengaruhi perekonomian Indonesia dengan China

Nilai t hitung pada hasil independen samples test equal variances assumed adalah sebesar -5.245 dengan sig 798. Maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima, artinya          rata-rata GDP perbedaan perekonomian Indonesia dengan China adalah berbeda dengan demikian dapat dinyatakan bahwa perbedaan perekonomian Indonesia dengan China mempengaruhi GDP.

3.3 Kurva Inflasi, Nilai Tukar, GDP

Peneliti menggunakan graph dalam mengolah data. Berikut ini adalah diagram yang menunjukkan perubahan tingkat inflasi, nilai tukar lokal per US $ dan GDP berdasarkan perbandingan perekonomian Indonesia dan China.

Tabel 4-10

 

3.4 descriptive

           Dalam penelitian ini penulis mengunakan metode descriptive untuk menghitung nilai minimum dan maximum inflasi, kurs dan GDP suatu negara

            3.4.1 descriptive Negara Indonesia

                           Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode descriptive untuk menghitung nilai minimum dan maximum tingkat inflasi, nilai tukar, dan GDP. Berikut data descriptive Negara Indonesia yang ditersaji

Tabel 4-11

Statistic deskriptif Negara Indonesia

 

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Skewness Kurtosis
Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic Statistic Std. Error Statistic Std. Error
Inflasi 32 -1.40 24.20 4.6563 1.18359 6.69540 1.605 .414 1.754 .809
Kurs 32 1.50 8.62 5.9584 .43969 2.48729 -.561 .414 -1.249 .809
GDP 32 3.80 15.20 9.9937 .49000 2.77186 -.233 .414 .159 .809
Valid N (listwise) 32

Hasil uji menunjukan bahwa descriptive Negara Indonesia dari 32 tahun adalah minimum tingkat inflasi sebesar  -1.40 sedangkan maximum tingkat inflasi sebesar 24.20. sedangkan untuk minimum nilai tukar sebesar 1.50 sedangkan maximum nilai tukar sebesar 8.62. sedangkan untuk GDP nilai minimum GDP sebesar 3.80 sedangkan maximum GDP sebesar 15.20.

3.4.2 descriptive Negara china

                           Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode descriptive untuk menghitung nilai minimum dan maximum tingkat inflasi, nilai tukar, dan GDP. Berikut data descriptive Negara China yang ditersaji :

Table 4-12

Descriptive Negara China

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum

Mean

Std. Deviation Skewness Kurtosis

Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic Statistic Std. Error Statistic Std. Error
Inflasi 32 3.70 180.00 21.6844 6.88463 38.94533 3.114 .414 9.643 .809
Kurs 32 626.99 10389.94 4945.3969 690.48837 3905.99206 .259 .414 -1.925 .809
GDP 32 -13.13 9.08 5.4944 .70421 3.98359 -3.482 .414 15.661 .809
Valid N (listwise) 32

 

Hasil uji menunjukan bahwa descriptive Negara china dari 32 tahun adalah minimum tingkat inflasi sebesar  3.70 sedangkan maximum tingkat inflasi sebesar 180.00. sedangkan untuk minimum nilai tukar sebesar 626.99 sedangkan maximum nilai tukar sebesar 810389.94. sedangkan untuk GDP nilai minimum GDP sebesar -13.13 sedangkan maximum GDP sebesar 9.08.

KESIMPULAN

 

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai Analisis Perbandingan Perekonomian Indonesia dan China, maka dapat ditarik kesimpulan sesuai dengan permasalaha n sebagai berikut:

Bahwa pengaruh perekonomian Indonesia sangat mempengaruhi tingkat inflasi, nilai tukar, dan GDP di dua negara tersebut. Bahkan perekonomian Indonesia dan china pada nilai tukar kurs adalah signifikan, bukan hanya nilai kurs saja yang signifikan tapi GDP nya pun signifikan.

4.2 Saran

Berdasarkan uraian dari kesimpulan di atas, penulis memberikan saran yang mungkin dapat digunakan untuk mengetahui perbadingan perekonomian Indonesia dan chinasebegai berikut:

  1. Kebijakan yang dapat diambil oleh pemerintah guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi agar terus stabil yaitu dengan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan mengurangi tingkat inflasi yang ada.
  2. Pemerintah diharapkan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sehingga menciptakan pertumbuhan ekomoni yang stabil dan memperkecil kemiskinan yang ada.
  1. Pendahuluan

Pada pertengahan tahun 1997 indonesia mengalami krisis ekonomi, dampaknya terasa sampai saat ini yang mengakibatkan pertumbuhan ekonomi berjalan sangat lambat. Salah satu cara untuk membangkitkan atau menggerakkan kembali perekonomian nasional seperti sediakala sebelum terjadinya krisis ekonomi adalah menekan tingkat inflasi agar barang-barang tidak melonjak naik dan memperbaiki sarana dan prasarana perekonomian.

Perekonomian di dunia semakin pesat termasuk Indonesia. sejak saat itu perekonomian di Indonesia mengalami pemulihan perekonomian di Indonesia sudah mulai stabil. Upaya untuk menstabilkan ekonomi nasional, terutama dalam stabilisasi dan rehabilitasi ekonomi. Yang di maksud dengan stabilisasi ekonomi itu adalah mengendali inflasi agar harga barang-barang tidak melonjak naik, sedangkan rehabilitasi ekonomi adalah perbaikan secara fisik sarana dan prasarana ekonomi.

China menggunakan sistem perekonomian sosialisme, namun sejak akhir tahun 1987, china memperbaharuhi ekonominya dan sosialisme menjadi ekonomi campuran. Perekonomian china semakin lama semakin melesat tajam. Pada tahun 2003 PDB china meningkat dari tahun-tahun sebelumnya, namun pada tiga tahun terakhir ini perekonomian china menurun dan PDB juga menurun. Melemahnya ekonomi china disebabkan oleh beberapa faktor yaitu kebijakan pemerintah yang sengaja melambat  pertumbuhan untuk melumpuhkan bisnis real estate yang berkembang terlalu cepat seta mengendalikan inflasi.

Walaupun pertumbuhan ekonomi Indonesia kuat dan ketergantungan yang relatif rendah, namun  pertumbuhan Indonesia mungkin masih akan terpengaruh oleh perlambatan ekonomi global, terutama di Cina. Namun, pertumbuhan di china. Perekonomian china tumbuh pada kuartal kedua, kecepatan paling lambat dari pertumbuhan mereka dalam tiga tahun terakhir. Akibatnya, permintaan komoditas diperkirakan melambat, dan mengakibatkan penurunan harga yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi Indonesia. Namun karena perekonomian yang sangat lambat menyebabkan timbulnya krisis keuangan yaitu, dengan semua harga-harga mengalami kenaikan secara terus menerus yang mengakibatkan nilai mata uang yang tidak signifikan sehingga terjadinya inflasi. GDP juga sangat mempengaruhi perekonomian. Namun nilai tukar menjadi faktor terpenting dalam suatu perekonomian.

Menurut Abel dan Bernanke (2004)  menyatakan integrasi perekonomian suatu negara ke dalam perekonomian global menjadi pilihan, dimana mau atau tidak mau suatu negara memiliki keharusan untuk masuk dalam pasar bebas. Sebagai konsekuensinya, setiap negara akan memiliki ketergantungan satu dengan yang lainnya baik menyangkut aspek perdagangan barang dan jasa secara internasional dan integrasi pasar keuangan di berbagai. Konsekuensi dari ketertutupan negara terhadap penetrasi dari luar negeri membawa konsekuensi kepada “pengucilan” perekonomian domestik terhadap perekonomian luar negeri.

Mencermati benang merah yang terjadi dalam integrasi perekonomian global tersebut, maka dinamika yang terjadi di pasar keuangan sangat cepat dan volatilitasnya sangat tinggi. Depresiasi atau apresiasi nilai tukar mata uang di suatu negara akan cepat menjalar (efek domino) ke perekonomian negara lain. Pengangguran, inflasi, output (PDB), dan tingkat bunga dalam negeri akan bergerak melakukan penyesuaian sebagai respon dari efek domino yang terjadi.

Pergerakan nilai tukar mata uang merupakan konsekuensi dari adanya interaksi yang terjadi diantara pelaku ekonomi di berbagai negara dalam melakukan transaksi kegiatan ekonominya. Interakasi ini akan semakin meningkat seiring dengan meningkatnya kegiatan ekonomi di berbagai negara. Peningkatan arus barang, jasa dan modal antar negara pada akhirnya dapat mempengaruhi pergerakan nilai tukar mata uang antar negara. Ketidakstabilan dalam pergerakan nilai tukar mata uang dapat berakibat pada ketidakstabilan makroekonomi suatu negara. Oleh karena itu guna menjaga kestabilan makroekonomi suatu negara, maka kebijakan moneter yang mengarah pada kestabilan nilai tukar mata uang domestik terhadap mata uang asing menjadi sangat diperlukan.

METODE PENELITIAN

2.1   Objek Penelitian

Dalam penulisan ini, objek penelitian yang dipilih oleh penulis adalah perbandingan pertumbuhan perekonomian Indonesia dengan china dari perriode 1980-2011. Objek penelitian ini secara langsung dijadikan sumber data bagi penulis. Adapun pemilihan partumbuhan perekonomian Indonesia dengan china ini sebagai objek penelitian dengan alasan bahwa terdapat unit pengamatan yang relevan dengan materi penulisan ilmiah ini.

2.2    Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian pengujian hipotesis (hypothesis testing). Hypotesis testing adalah penelitian yang bertujuan untuk menguji hipotesis dan umumnya merupakan penelitian yang menjelaskan fenomena dalam bentuk hubungan antar variabel (Indriantoro dan Bambang Supomo, 1999). Variabel diperoleh berdasarkan data dan fakta-fakta. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar kontribusi variabel-variabel bebas terhadap variabel terikatnya serta arah hubungan itu terjadi.

2.3 . Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan, sehingga hasil yang disimpulkan tidak dapat digeneralisir, keterbatasan tersebut antara lain :

1. Penelitian ini hanya mengambil dua negara dari populasi untuk di jadikan sampel penelitian.

2. Variabel independen yang digunakan hanya inflasi, GDP dan nilai tukar.

2.4. Populasi dan Sampel

2.4.1. Populasi

Menurut Nawawi (Margono, 2004: 118) pengertian populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes, atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karaktersitik tertentu di dalam suatu penelitian

            2.4.2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil dari pupulasi yang diteliti (Arikunto, 2006:131). Mardalis(2009:55) menyatakan sampel adalah contoh, yaitu sebagian dari seluruh individu yang menjadiobjek penelitian. Jadi sampel adalah contoh yang diambil dari sebagain populasi penelitian yangdapat mewakili populasi. Walaupun yang diteliti adalah sampel, tetapi hasil penelitian ataukesimpulan penelitian berlaku untuk populasi atau kesimpulan penelitian digeneralisasikanterhadap populasi. Yang dimaksud menggeneralisasikan adalah mengangkat kesimpulan penelitian dari sampel sebagai sesuatu yang berlaku bagi populasi

2.4 Jenis data dan Sumber Data

2.4.1. Jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang berwujud angka-angka. Sedangkan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah time series selama enam tahun tentang pengaruh tingkat konsumsi.dan nilai tukar rupiah.

2.4.2.  Sumber data

Sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu pengambilan data dari pihak ke dua, sumber sekunder dari data ini yaitu data tentang analisis perbandingan perekonomian Indonesia dengan china dari website google (www.google.com) dan (www.worldbank)

2.4  Metode Pengumpulan Data

Menurut Nazir (1988: 211) mendefiniskan bahwa pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Selalu ada hubungan antara metode mengumpulkan data dengan masalah penelitian yang ingin dipecahkan. Masalah memberi arah dan mempengaruhi metode pengumpulan data. Banyak masalah yang dirumuskan tidak akan bisa terpecahkan karena metode untuk memperoleh data yang digunakan tidak memungkinkan, ataupun metode yang ada tidak dapat menghasilkan data seperti yang diinginkan. Jika hal demikian terjadi, maka tidak ada jalan lain bagi peneliti kecuali menukar masalah yang ingin dipecahkan.

 

 

 

 

2.6.  Identifikasi Variabel

            Peneliti hanya menggunakan satu variable yaitu variabel independen. Variabel independen merupakan analisis yang digunakan untuk menguji dua rata-rata dari dua sampel yang saling independen atau tidak berkaitan.

2.7. Metode Analisisis Data

           Analisis data dapat dilakukan apabila semua data telah didapan dan dikumpulkan untuk menjawab rumusan masalah pada sub bab 1.3, metode yang digunakan untuk analisis ini adalah sebagai berikut :

Uji beda t-test untuk menentukan apakan dua sampel yang tidak berhubungan memiliki rata-rata yang beda. jadi uji beda t-test cocok digunakan untuk membandingkan rata-rata dua yang tidak berhubungan satu dengan yang lain untuk mengetahui kedua data tersebut mempunyai rata-rata yang sama atau tidak sama secara signifikan.

2.8. Metode Analisisis Data

Analisis data ini dilakukan data semua data telah didapatkan. Untuk menjawab rumusan masalah yang ditulis pada sub bab 1.3, maka metode yang digunakan untuk menganalisis ini adalah :

Menggunakan uji beda t-test yang digunakan untuk menganalisis apakah rata-rata kedua kelompok secara sitatistik berbeda satu dengan yang lainnya. Uji beda t-test sangat cocok digunakan apabila unjuk mengetahui perbandingan dua kelompok data yang ada. Yang dimaksud dengan perbedaan rata-rata secara statistik ialah adanya perbedaan variabilitas atau sebaran data antara kelompok yang dibandingkan. Maksudnya dua kelompok mempunyai perbedaan rata-rata jika sebaran data atau variabilitas berbeda satu dengan yang lain. Analisis uji t digunakan untuk menguji perbedaan tersebut .

Dalam penelitian ini penulis menggunakan uji beda independent samples test. Berikut adalah cirri-ciri distribusi t yaitu :

Ciri-ciri distribusi t adalah :

  1. Sampel yang diuji berukuran kecil ( n < 30 ).
  2. Penentuan nilai table dilihat dari besarnya tingkat signifikan (α) dan besarnya derajat bebas (db).

Tiga wilayah kritis dalam uji beda t-test:

  1. Dua Arah (Ho : μ1 = μ2, Ha : μ1 ≠ μ2)

Ho diterima jika : -t tabel (α/2, Db) < to < t tabel (α/2, Db)

Ho ditolak jika : to > t tabel (α/2, Db) atau to < -t tabel (α/2, Db)

  1. Satu Arah, Sisi Kanan (Ho : μ1 ≤ μ2, Ha : μ1 > μ2)

Ho diterima jika : to < t tabel (α/2, Db)

Ho ditolak jika : to > t tabel (α/2, Db)

.  Data yang Diperoleh

           3.1.1.  Laporan Inflasi Berdasarkan Harga Konsumen Tahunan

Worldbank menggunakan banyak metode dalam menghitung tingkat inflasi pada seluruh Negara didunia. Namun dalam penelitian ini penulis menggunakan data inflasi berdasarkan harga harga konsumen tahunan dari dua Negara. Berikut ini adalah data yang tersaji:

Tabel 4-1

Inflasi Harga Konsumen tahunan (%)

Negara Tahun Inflasi Inflasi
Indonesia 1980

18

1981

12.2

1982

9.5

1983

11.8

1984

10.5

1985

4.7

1986

5.8

1987

9.3

1988

8

1989

6.4

1990

7.8

1991

9.4

1992

7.5

1993

9.7

1994

8.5

1995

9.4

1996

8

1997

6.2

1998

58.4

1999

20.5

2000

3.7

2001

11.5

2002

11.9

2003

6.6

2004

6.2

2005

10.5

2006

13.1

2007

6.4

2008

9.8

2009

4.8

2010

5.1

2011

5.4

Rata-rata Inflasi Indonesia

11.75625

 

China 1980

1981

1982

1983

1984

1985

1986

1987

7.2

1988

18.7

1989

18.3

1990

3.1

1991

3.5

1992

6.3

1993

14.6

1994

24.2

1995

16.9

1996

8.3

1997

2.8

1998

-0.8

1999

-1.4

2000

0.3

2001

0.7

2002

-0.8

2003

1.2

2004

3.9

2005

1.8

2006

1.5

2007

4.8

2008

5.9

2009

-0.7

2010

3.3

2011

5.4

Rata-rata Inflasi China

5.96

 

3.1.2.  Laporan Nilai tukar resmi

                        Worldbank menggunakan banyak metode dalam menghitung           nilai tukar pada seluruh Negara didunia. Namun, dalam penelitian ini            penulis menggunakan data laporan nilai tukar berdasarkan LCU per US $, rata-rata periode dari dua Negara. Berikut ini adalah data yang tersaji :

Tabel 4-2

Nilai tukar resmi ( LCU-unit mata uang lokal per US $, rata-rata periode %)

Nama Negara

Tahun LCU per US $

LCU per US $

Indonesia

1980

626.99

 

1981

631.76

 

1982

661.42

 

1983

909.26

 

1984

1025.94

 

1985

1110.58

 

1986

1282.56

 

1987

1643.85

 

1988

1685.70

 

 

1989

1770.06

 

1990

1842.81

 

1991

1950.32

 

1992

2029.92

 

1993

2087.10

 

1994

2160.75

 

1995

2248.61

 

1996

2342.30

 

1997

2909.38

 

1998

10013.62

 

1999

7855.15

 

2000

8421.78

 

2001

10260.85

 

2002

9311.19

 

2003

8577.13

 

2004

8938.85

 

2005

9704.74

 

2006

9159.32

 

2007

9141.00

 

2008

9698.96

 

2009

10389.94

 

2010

9090.43

 

2011

8770.43

Rata-rata LCU per US $ Indonesia

4945.397

 

 

1980

1.50

 

1981

1.70

 

1982

1.89

 

1983

1.98

 

 

1984

2.32

 

1985

2.94

 

1986

3.45

 

1987

3.72

 

1988

3.72

 

1989

3.77

 

1990

4.78

 

1991

5.32

 

1992

5.51

 

1993

5.76

 

1994

8.62

 

1995

8.35

 

1996

8.31

 

1997

8.29

 

1998

8.28

 

1999

8.28

 

2000

 

2001

8.28

 

2002

8.28

 

2003

8.28

 

2004

8.28

 

2005

8.19

 

2006

7.97

 

2007

7.61

 

2008

6.95

 

2009

6.83

 

2010

6.77

 

2011

6.46

Rata-rata LCU per US $ China

 

3.1.3 Laporan GDP Pertumbuhan PDB (% per tahun)

Worldbank menggunakan banyak metode dalam menghitung GDP pada seluruh Negara didunia. Namun, dalam penelitian ini             penulis menggunakan data laporan pertumbuhan PDB (% per tahun) dari dua Negara. Berikut ini adalah data yang tersaji :

4-3

GDP

Nama Negara

Tahun GDP

GDP

Indonesia

1980

8.72

 

1981

8.15

 

1982

1.10

 

1983

8.45

 

1984

7.17

 

1985

3.48

 

1986

5.96

 

1987

5.30

 

1988

6.36

 

1989

9.08

 

1990

9.00

 

1991

8.93

 

1992

7.22

 

1993

7.25

 

1994

7.54

 

1995

8.40

 

1996

7.64

 

1997

4.70

 

1998

-13.13

 

1999

0.79

 

2000

4.92

 

2001

3.64

 

2002

4.50

 

2003

4.78

 

2004

5.03

 

2005

5.69

 

2006

5.50

 

2007

6.35

 

2008

6.01

 

2009

4.63

 

2010

6.20

 

2011

6.46

Rata-rata GDP Indonesia

5.49

 

China

1980

7.80

 

1981

5.20

 

1982

9.10

 

1983

10.90

 

1984

15.20

 

1985

13.50

 

1986

8.80

 

1987

11.60

 

1988

11.30

 

1989

4.10

 

1990

3.80

 

1991

9.20

 

1992

14.20

 

1993

14.00

 

1994

13.10

 

1995

10.90

 

1996

10.00

 

1997

9.30

 

 

1998

7.80

 

1999

7.60

 

2000

8.40

 

2001

8.30

 

2002

9.10

 

2003

10.00

 

2004

10.10

 

2005

11.30

 

2006

12.70

 

2007

14.20

 

2008

9.60

 

2009

9.20

 

2010

10.40

 

2011

9.10

 

Rata-rata GDP China

 

9.99

 

 

3.2. Perhitungan Data

3.2.1. Perhitungan Tingkat Inflasi berdasarkan uji beda t-test

Peneliti menggunakan SPSS 20 dalam mengolah data. Berdasarkan analisis uji beda t-tesst maka hasil perhitungannya adalah sebagai berikut :

 

Tabel 4-4

Group Statistics

negara

N

Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean

inflasi indonesia

32

21.6844

38.94533

6.88463

china

32

4.6563

6.69540

1.18359

Hasil tersebut menunjukan bahwa rata-rata tingkat inflasi antara Negara Indonesia dan China dari 32 tahun adalah tingkat inflasi Negara Indonesia 21.6844%

sedangkan  tingkat inflasi Negara China 4.6563%.

hipotesis umum yang diajukan dalam penelitian ini yaitu terjadinya pengaruh pada perekonomian Indonesia dan china.

Hipotesis model statisticnya adalah :

HO : π1=π2

HA : sebaliknya

Dengan kriteria penguji sbb:

Tabel 4-5

Independent Samples Test

Levene’s Test for Equality of Variances

t-test for Equality of Means

F

Sig.

t

df

Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error Difference

95% Confidence Interval of the Difference

Lower

Upper

inflasi Equal variances assumed

10.586

.002

2.438

62

.018

17.02812

6.98563

3.06406

30.99219

Equal variances not assumed

2.438

32.831

.020

17.02812

6.98563

2.81298

31.24327

Berdasar tabel diatas nilai signifikan inflasi perekonomian Indonesia dan china 0.002 lebih kecil dari 0.05 (0.002<0.05). maka dapat disimpulkan bahwa nilain varian tersebut sama.

Hasil dari t-hitung dari uji hipotesis tingkat inflasi dua negara tersebut 2.438. pada df  62 (n-2) dan tingakt kepercayaan 95% dengan signifikansi 0.05 (hipotesis dua arah) diperoleh T tabel 2,000 berdasarkan kriteria uji hipotesis bahwa -2.438 < 2,000 < 2,438 (-ttabel<to<ttabel) maka HO ditolak. Dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh atau perbedaan tingkat inflasi Indonesia dan china.

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa to 2,438 dan pada data T tabel 2,000

 

Hipotesis yang diajukan adalah :

Ho  : rata-rata tingkat inflasi dipengaruhi perekonomian

Ha  : rata-rata tingkat inflasi tidak dipengaruhi perekonomian

Nilai t hitung pada hasil independen samples test equal variances assumed adalah sebesar 2.438             dengan sig 0.002. Maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak, artinya         rata-rata inflasi perbedaan perekonomian Indonesia da China adalah berbeda dengan demikian dapat dinyatakan bahwa perbedaan perekonomian Indonesia dengan China mempengaruhi inflasi.

3.2.2. Perhitungan Nilai Tukar lokal per US $ berdasarkan uji beda t-test

Peneliti menggunakan SPSS 20 dalam mengolah data.Berdasarkan analisis uji beda t-test maka hasil perhitungannya adalah sebagai berikut :

 

Tabel 4-6

Group Statistics

negara

N

Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean

kurs indonesia

32

4945.3969

3905.99206

690.48837

china

32

5.9584

2.48729

.43969

 

Hasil tersebut menunjukan bahwa rata-rata nilai tukar per US $ perekonomian Indonesia dengan China dari 32 tahun adalah rata-rata nilai tukar per US $ Indonesia adalah  4945.3969% sedangkan rata-rata nilai tukar per US $ China adalah 5.9584%.

Tabel 4-7

Independent Samples Test

Levene’s Test for Equality of Variances

t-test for Equality of Means

F

Sig.

t

df

Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error Difference

95% Confidence Interval of the Difference

Lower

Upper

kurs Equal variances assumed

650.458

.000

7.154

62

.000

4939.43844

690.48851

3559.17158

6319.70530

Equal variances not assumed

7.154

31.000

.000

4939.43844

690.48851

3531.17789

6347.69899

 

Hipotesis yang diajukan adalah :

Ho  : rata-rata nilai tukar lokal per US $ dipengaruhi perekonomian Indonesia dengan China

Ha  : rata-rata nilai tukar lokal per US $ dipengaruhi perekonomian Indonesia dengan China

Nilai t hitung pada hasil independen samples test equal variances assumed  adalah sebesar 7.154            dengan sig 000. Maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak, artinya            rata-rata perbandingan perekonomian Indonesia dengan China adalah  berbeda.dengan demikian dapat dinyatakan bahwa perbedaan perekonomian Indonesia dengan China mempengaruhi nilai tukar

3.2.3. Perhitungan GDP berdasarkan uji beda  t-test

Peneliti menggunakan SPSS 20 dalam mengolah data. Berdasarkan analisis uji beda t-test maka hasil perhitungannya adalah sebagai berikut :

Tabel 4-8

Group Statistics

negara

N

Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean

GDP indonesia

32

5.4944

3.98359

.70421

china

32

9.9938

2.77186

.49000

 

Hasil tersebut menunjukan bahwa GDP perekonomian Indonesia dengan China dari 32 tahun adalah GDP Indonesia adalah  5.4944% sedangkan GDP China adalah 9.9938%.

Tabel 4-9

Independent Samples Test

Levene’s Test for Equality of Variances

t-test for Equality of Means

F

Sig.

T

df

Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error Difference

95% Confidence Interval of the Difference

Lower

Upper

GDP Equal variances assumed

.066

.798

-5.245

62

.000

-4.49938

.85791

-6.21431

-2.78444

Equal variances not assumed

-5.245

55.318

.000

-4.49938

.85791

-6.21844

-2.78031

 

Hipotesis yang diajukan adalah :

Ho  : rata-rata tingkat inflasi dipengaruhi perekonomian Indonesia dengan China

Ha  : rata-rata tingkat inflasi tidak dipengaruhi perekonomian Indonesia dengan China

Nilai t hitung pada hasil independen samples test equal variances assumed adalah sebesar -5.245 dengan sig 798. Maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima, artinya          rata-rata GDP perbedaan perekonomian Indonesia dengan China adalah berbeda dengan demikian dapat dinyatakan bahwa perbedaan perekonomian Indonesia dengan China mempengaruhi GDP.

3.3 Kurva Inflasi, Nilai Tukar, GDP

Peneliti menggunakan graph dalam mengolah data. Berikut ini adalah diagram yang menunjukkan perubahan tingkat inflasi, nilai tukar lokal per US $ dan GDP berdasarkan perbandingan perekonomian Indonesia dan China.

Tabel 4-10

 

3.4 descriptive

           Dalam penelitian ini penulis mengunakan metode descriptive untuk menghitung nilai minimum dan maximum inflasi, kurs dan GDP suatu negara

            3.4.1 descriptive Negara Indonesia

                           Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode descriptive untuk menghitung nilai minimum dan maximum tingkat inflasi, nilai tukar, dan GDP. Berikut data descriptive Negara Indonesia yang ditersaji

Tabel 4-11

Statistic deskriptif Negara Indonesia

 

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Skewness Kurtosis
Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic Statistic Std. Error Statistic Std. Error
Inflasi 32 -1.40 24.20 4.6563 1.18359 6.69540 1.605 .414 1.754 .809
Kurs 32 1.50 8.62 5.9584 .43969 2.48729 -.561 .414 -1.249 .809
GDP 32 3.80 15.20 9.9937 .49000 2.77186 -.233 .414 .159 .809
Valid N (listwise) 32

Hasil uji menunjukan bahwa descriptive Negara Indonesia dari 32 tahun adalah minimum tingkat inflasi sebesar  -1.40 sedangkan maximum tingkat inflasi sebesar 24.20. sedangkan untuk minimum nilai tukar sebesar 1.50 sedangkan maximum nilai tukar sebesar 8.62. sedangkan untuk GDP nilai minimum GDP sebesar 3.80 sedangkan maximum GDP sebesar 15.20.

3.4.2 descriptive Negara china

                           Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode descriptive untuk menghitung nilai minimum dan maximum tingkat inflasi, nilai tukar, dan GDP. Berikut data descriptive Negara China yang ditersaji :

Table 4-12

Descriptive Negara China

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum

Mean

Std. Deviation Skewness Kurtosis

Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic Statistic Std. Error Statistic Std. Error
Inflasi 32 3.70 180.00 21.6844 6.88463 38.94533 3.114 .414 9.643 .809
Kurs 32 626.99 10389.94 4945.3969 690.48837 3905.99206 .259 .414 -1.925 .809
GDP 32 -13.13 9.08 5.4944 .70421 3.98359 -3.482 .414 15.661 .809
Valid N (listwise) 32

 

Hasil uji menunjukan bahwa descriptive Negara china dari 32 tahun adalah minimum tingkat inflasi sebesar  3.70 sedangkan maximum tingkat inflasi sebesar 180.00. sedangkan untuk minimum nilai tukar sebesar 626.99 sedangkan maximum nilai tukar sebesar 810389.94. sedangkan untuk GDP nilai minimum GDP sebesar -13.13 sedangkan maximum GDP sebesar 9.08.

KESIMPULAN

 

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai Analisis Perbandingan Perekonomian Indonesia dan China, maka dapat ditarik kesimpulan sesuai dengan permasalaha n sebagai berikut:

Bahwa pengaruh perekonomian Indonesia sangat mempengaruhi tingkat inflasi, nilai tukar, dan GDP di dua negara tersebut. Bahkan perekonomian Indonesia dan china pada nilai tukar kurs adalah signifikan, bukan hanya nilai kurs saja yang signifikan tapi GDP nya pun signifikan.

4.2 Saran

Berdasarkan uraian dari kesimpulan di atas, penulis memberikan saran yang mungkin dapat digunakan untuk mengetahui perbadingan perekonomian Indonesia dan chinasebegai berikut:

  1. Kebijakan yang dapat diambil oleh pemerintah guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi agar terus stabil yaitu dengan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan mengurangi tingkat inflasi yang ada.
  2. Pemerintah diharapkan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sehingga menciptakan pertumbuhan ekomoni yang stabil dan memperkecil kemiskinan yang ada.

Tinggalkan komentar